Dasar Jurnalisme
Kamis, 07 Januari 2010
Masalah Jurnalisme Yang Berkaitan Dengan Wartawan
Dewasa ini, jurnalisme di Indonesia makin berkembang pesat. Seiring dengan berakhirnya masa orde baru, kebebasan pers yang dijamin membuat para insan pers Indonesia dapat berkreasi lagi. Dan tentunya, kali ini tanpa ketakutan akan mendapat hukuman dari pemerintah. Namun, apakah itu berarti bahwa masalah jurnalisme dari wartawan sudah tidak ada? Ternyata salah, masalah-masalah itu masih tetap ada. Dan kali ini kita akan membahasnya, dengan harapan bahwa kelak masalah ini dapat diatasi. Walaupun untuk sekarang ini, rasanya sulit untuk mengatasi masalah tersebut.

Berikut adalah masalah jurnalisme yang berkaitan dengan wartawan.

1. Berkurangnya peran wartawan dalam
a) Mencerahkan pikiran khalayak
b) Meningkatkan martabat khalayak
c) Memperbesar semangat khalayak menjalani kehidupan
d) Menjaga moral khalayk demi mengutamakan kepentingan media tempat mereka bekerja

Wartawan sendiri memeiliki 3 unsur di dalam dirinya. Yaitu adalah idealisme (berkaitan dengan 4 hal di atas), jurnalisme, dan media (keharusan memframing menggunakan framing media).

Apabila ingin meningkatkan martabat khalayak maka berita-berita yang ditampilkan harus mengutamakan kepentingan masyarakat. Seperti tentang lapangan kerja, pangan, dll.

Untuk mencerahkan pikiran khalayak berita harus jelas. Namun kebanyakan berita sekarang ini hanya mencari aman.

Masalah di atas akan dihadapi oleh seorang wartawan yang idealis ketika harus mengutamakan kepentingan media.

2. Menyeimbangkan keinginan beropini dengan profesionalisme dalam bereberita kepada khalayak. Wartawan adalah manusia yang berakal dan berpikir sehingga memerlukan penyaluran pikiran. Apalagi seorang wartawan mengetahui banyak informasi termasuk yang rahasia.

3. Wartawan tidak dapat berempati terhadap penderitaan orang. Baik yang berasal dari struktur social maupun yang bersifat individual. Karena dorongan media untuk selalu menyajikan berita yang menarik. Padahal, secara konseptual, berita harus berpihak pada pihak yang menderita, seperti korban bencana lumpur Lapindo, Situ gintung, dll.

4. Terjerumus menjadi corong narasumber karena begitu seriusnya menggali pendapat narasumber.

5. Lupa pada cita-cita mereka tentang masa depan khalayak demi mengikuti segala peraturan yang dikeluarkan media tempat mereka bekerja.

Apabila menjadi wartawan, seseorang harus :
1. Peka terhadap kehidupan khalayak, mulai dari persoalan sampai dengan cita-cita mereka.
2. Ikut ambil bagian untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi khalayak
Karena dua hal di atas, wartawan dianggap memiliki Idealisme.


bagi yang ingin belajar lengkap tentang ilmu komunikasi,silahkan klik di sini.(english / Indonesia )

Label:

posted by Muhammad Agfian Muntaha Adiantho @ 23.14  
0 Comments:

Posting Komentar

<< Home
 
About Me

Name: Muhammad Agfian Muntaha Adiantho
Home: Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia
About Me:
See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.

Links
Powered by

BLOGGER