Dasar Jurnalisme
Senin, 11 Januari 2010
Kaitan Jurnalisme dan sistem politik
Setelah membahas kaitan jurnalisme dengan sistem pers, akan lebih lengkap jika kita menyimak tentang kaitan jurnalisme dengan sistem politik. Lalu, apakah hal ini penting? Hmm, bisa jadi penting bisa jadi tidak, tergantung kita mau meihatnya dari sisi mana.

Sistem politik dan kaitannya dengan jurnalisme dilihat dari demokrasi suatu Negara. Karena demokrasi menempatkan pers sebagai kekuatan ke4.

Lepas dari perdebatan tentang jenis demokrasi yang dipraktekkan di Indonesia saat ini, Indonesia perlu memiliki media pers yang melayani kepentingan khalayak. Karena Demokrasi sama dengan masyarakat.

Sebagai pelayan public, media pers memang harus memberikan pendidikan kewarganegaraan (civic education) pada khalayak.

Media pers mengerti bahwa actor politik bereaksi terhadap isu politik yang disiarkannya. Pemahaman ini menjadikan media pers merasa bahwa dirinya bisa menjadi agen dalam memantapkan agenda actor politik. Akibatnya seringkali media pers memanfaatkan keberadaannya sebagai actor politik.

Sebagai actor politik, wartawan memiliki beberapa pilihan, partisan atau netral, subjektif atau objektif, pengawal atau pembawa pesan. Subjektif berarti lebih banyak unsure pribadi sehingga analisis lebih mendominasi dibanding reportase. Sedang objektif berarti hanya reportase saja.

Ketika wartawan mengetahui atau menyadari bahwa mereka adalah actor politik, mereka cenderung untuk partisan, subjektif, dan berperan sebagai pengawal pesan. Maka berita yang mereka hasilkan cenderung bersifat tendensius.
Dalam demokrasi di Amerika Serikat, menurut Michael Schudson, terdapat tiga model jurnalisme politik, yaitu :

1. Model Pasar

Para wartawan melayani khalayak dengan menyajikan apa-apa yang dingini khalayak. Jurnalisme = alat pasar.

2. Model Advokasi

Para wartawan melayani khalayak dengan menjadi agen yang mentransformasikan perspektif partai politik. Jurnalisme = propagandis perspektif parpol.

3. Model Lembaga Amanah

Para wartawan menyediakan informasi yang mereka percaya harus menjadikan khalayak sebagai partisipan dalam demokrasi. Jurnalisme = Pekerjaan intelektual yang berpihak pada masyarakat.

Model ketiga inilah yang seharusnya diterapkan. (1998 : 134)

Jika ingin melihat jurnalisme di Indonesia dalam kaitannya dengan system politik, kita harus melihat :

1. Apakah wartawan sebagai actor politik berada dalam model pasar, advokasi, atau lembaga amanah.

2. Apakah wartawan sebagai actor politik berperan sebagai partisan / netral, subjektif / objektif, pengawal / pembawa pesan


jika ingin belajar ilmu komunikasi secara lebih lengkap, silahkan klik di sini. (engish / Indonesia)

Label:

posted by Muhammad Agfian Muntaha Adiantho @ 16.04  
0 Comments:

Posting Komentar

<< Home
 
About Me

Name: Muhammad Agfian Muntaha Adiantho
Home: Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia
About Me:
See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.

Links
Powered by

BLOGGER